Saturday, 28 February 2015

Tips Cara Mengatasi Demam Panggung Saat Manggung Atau Perporm Berikut Caranya

Salah satu hal menyenangkan bagi seorang musisi adalah bermain musik dan menampilkankannya di depan penonton. Bisa mengekspresikan diri lewat musik, membagikan musiknya dan menerima energi kembali dari penonton itu seperti menjadi ‘candu’ bagi mereka. Namun tak selamanya yang terjadi bisa seideal itu, akibat munculnya performance anxiety atau kecemasan penampilan atau biasa dikenal dengan demam panggung. Alih-alih merasakan kesenangan bermusik, seorang musisi justru merasakan stres hingga kemudian merusak penampilan mereka.
Lalu, bagaimana seorang musisi bisa mengatasi demam panggung itu?

Apa Itu Demam Panggung?
Demam panggung bisa dialami siapa saja, mulai dari anak yang baru belajar musik, remaja, dewasa dan bahkan musisi-musisi besar. Beberapa musisi besar yang diketahui mengalami demam panggung ini adalah pianis  dan  serta penyanyi populer  dan . Psikolog biasa mendefinisikan demam panggung ini dari sumber serta kondisi yang dihasilkannya. G.D. Wilson dan D. Roland berhasil mengidentifikasi 3 sumbernya, yaitu orang yang bersangkutan, situasi dan tugas musikalnya. Bagian setelah ini adalah penjelasan terkait ketiga sumber tersebut.
Gejala Demam Panggung
Jika seseorang mengalami demam panggung, gejala fisik yang dialami mirip dengan gejala ketika seseorang sedang terancam atau takut. Contohnya seperti: jantung berdetak kencang, keringat berlebih, kurang nafas, mulut kering, mual, sakit perut, otot tegang, tangan bergetar hingga pandangan yang mengabur.
Gejala-gejala ini kemudian yang akan menurunkan kualitas penampilan seorang musisi. Misalnya, gangguan penglihatan yang disebabkan membesar dan mengecilnya pupil, bisa saja membuat seorang musisi tidak bisa membaca partitur di hadapannya. Atau, ketegangan otot dan tangan gemetar bisa membuat pemain gitar tidak bisa menekan senar di nada yang tepat.
Untuk mengatasi gejala ini, solusinya adalah dengan melakukan relaksasi. Relaksasi bisa dilakukan dengan tarik nafas dalam-dalam sebelum tampil atau dengan mengencangkan lalu mengendurkan otot berulang-ulang dalam beberapa saat. Selain relaksasi, bisa juga dengan mengkonsumsi obat. Namun, perlu diwaspadai bahwa obat-obatan ini bisa menimbulkan efek samping, seperti menurunnya sensitivitas mengekspresikan diri, khususnya jika dikonsumsi dalam jumlah besar.
Orang Sebagai Sumber Kecemasan
Mengatasi gejala fisik seringkali tak sepenuhnya menghilangkan demam panggung. Bagaimana seorang musisi berpikir; sikap, kepercayaan, penilaian dan tujuan, juga berpengaruh dalam penciptaan kecemasan. Sumber pertama adalah kecenderungan untuk menjadi cemas, yang merupakan dampak dari self-handicapping (penghambatan diri) dan perfeksionisme. Penghambatan diri adalah ketika seorang musisi terlalu memikirkan bagaimana opini/penilaian orang lain terhadap dirinya. Sedangkan perfeksionisme adalah ketika seorang musisi memiliki harapan tidak realistis terhadap dirinya sendiri.
Untuk bisa mengatasinya, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan, yaitu: (1) belajar menerima kecemasan dalam kadar tertentu dan juga kesalahan-kesalahan kecil selama tampil; (2) menghargai proses saat tampil daripada sibuk dengan pendapat penonton; dan (3) musisi belajar untuk mengenali pemikiran-pemikiran yang tidak realistis atau tidak produktif, dan menggantinya dengan pemikiran-pemikiran yang realistis dan fokus pada tugas yang harus dilakukan. Bentuknya adalah dengan self-talk, atau bicara pada diri sendiri. Contohnya, musisi diminta mengganti pikiran-pikiran kritis seperti “Nanti bagaimana jika ada bagian yang lupa?” atau “Saya harus tampil sempurna,” dengan pernyataan konstruktif seperti “Saya sudah mempelajari lagu ini secara utuh dan sudah sangat siap membawakannya” atau “Saya perlu konsentrasi dalam menjaga tempo.”

No comments:

Post a Comment